CAHAYA RAMADHAN
KARYA SUDIWATI
Diumur
20 tahun merupakan peralihan dari masa
remaja ke tahap dewasa awal, dimana dalam kehidupan seseorang akan lebih
disibukan dengan urusan cinta dan karier tentunya. Diusia ini seseorang sudah
bisa berpikir kritis, idealis dan logis namun tak jarang pula bisa salah dalam mengambil keputusan, begitu
juga halnya dengan saya.
Aku
bernama cut kedasih biasa orang-orang memanggilku dengan sebutan kasih.. Besok
adalah hari yang sangat membahagiakan karena puasa pertama akan hadir mewarnai
hari-hari ku kembali dan umat muslim
tentunya yang selalu merindukan bulan suci ini karena dibulan ini dipenuhi
kebarokahan serta pintu pengampunan dosa selalu terbuka kepada hambanya yang
ingin bertobat.
Tidak
seperti yang kuduga hari ini adalah puasa pertama ku ditahun ini harusnya aku
bahagia bisa melaksanakannya dengan keluarga akan tetapi aku malah sedih ketika
aku mendengar suara ibuku yang serak berbicara dengan menatap mataku sambil
memegang tangan ini dan berkata kasih , ibu ingin kasih pergi belajar agama ke pesanteren paman yang
ada dikampung sebelah , ibu ingin kasih pergi setelah lebaran nanti, jantungku mulai berdegub hujan pun turut
menjadi saksi kesedihanku untuk seketika suasana menjadi hening hanya terdengar
suara rintihan-rintihan yang mengenai atap rumahku.
Inginku
menagis tapi tak sanggup kulakukan didepan ibuku yang sudah paruh baya, aku
sedih bukan karena tak sanggup memenuhi permintaannya tapi jujur saja hatiku
pun sebenarnaya sedang hancur berkeping-keping, aku ingin menceritakan pada
ibuku tentang masalah yang sedang kuhadapi tapi aku merasa tidak pantas
menceritakannya, karena aku takut nanti malah memberatkan bebanya saja.
Untungnya
aku memiliki teman yang bisa mengerti kondisi ku yang selalu memberi suport
terhadapku dia bernama hararti biasa aku
memanggilnya dengan sebutan ara. Setelah percakapan ku dengan ibu selesai aku
pergi menemui ara dan menceritakan
tentang keinginan ibuku.
Respon
ara yang tak kuduga setelah aku selasai
bicara dia malah tertawa terbahak –terbahak bukan karena mendengar ceritaku
tapi karena melihat seseorang laki-laki
yang berjalan disamping rumahnya
terpeleset dengan wajah yang cukup pucat dia menatap kami sambil
terduduk di tanah yang berair
cepat-cepat ia berdiri dan berlari terbirit-terbirit meninggalakan lokasi kejadian karena malu.. jujur saja
sebenarnya saya juga ingin ketawa hahahahahahahahah... tapi tawaku mulai
kusembunyikan dan malah melihat kearah ara seolah-olah aku tak melihat kejadian
yang lucu itu.
Sudah
cukup- cukup kataku pada ara sambil memukul bahunya, dalam sekejab ara pun
berhenti tertawa dan terkejut setelah tangan ku menempel dibahunya. Lalu ara
pun berkata dengan wajah yang polos saran aku sich sebaiknya kasih ikutin ajha kemauan tante (menyebut
ibuku) dan bilang kalo kasih sudah dipecat kerja dan sekarang pengangguran
simple kan, wajah ku yang mulai lesu
ketika mendengarnya aku membalas dengan nada s
uara yang lemah tidak semudah itu
ra ada banyak hal yang harus aku pertimbangkan...
Iya
betul, tapi kasih ini momen yang pas buat kamu untuk memenuhi permintaan ibumu,
kamu lupa dulu kamu pernah kabur dari rumah hanya karena ingin kuliyah sampai
ibumu sakait-sakitan karena tidak bisa pisah denganmu, bukankah dulu dirimu
begitu kejam sambil menujuk diriku seolah-seoalah akulah yang bersalah pada
peristiwa dua tahun yang lalu. Coba ingat kembali bagaimana seorang ibu mampu
memaafkan kesalahan anaknya dan terus membela dirimu sekalipun dirimu melakukan
kesalahan. Ingatkah kamu berkata dengan
nada yang tinggi.
Mendengar
itu semua aku hanya bisa terdiam terpaku dan untuk sesaat air matakupun mulai
mengalir deras mengingat peristiwa lampau itu. Inilah yang aku takutkan selama
ini dan akhirnya terjadi... aku memang
bersalah pada masa lampau tapi sekarang aku sudah menyadarinya aku tau
keputusan yang aku buat dua tahun silam adalah keputusan yang tidak benar, tapi
aku juga tidak punya
pilihan lain.
Yang
berlalu biarlah berlalu gumam dalam hatiku, yang penting sekarang aku harus
malanjutkan kuliyah dan mancapai cita-citaku menjadi seorang top manajer.
Terimakasih ra ini sudah sore aku balik dulu ya. Take care ya ucap ara padaku ,
assalmualaikum, walaikum salam jawab ara dengan tersenyum sambil melamabaikan
tangannya.
Tepat
jam 18. 50. Wib. Waktu berbuka pun telah tiba aku dengan lahab meminum sirup
yang bewarna merah terasa sangat manis mampu menghilangakan rasa haus ku yang
seharian ini akau telah menahannya. Ibuku yang selalu berada disampingku dengan
tenang menyantap makanannya, beda halnya dengan keponakan-keponakan ku sangat
rusuh jika waktu berbuka telah tiba air tumpah, berebut makanan itulah yang
sering dilakukan oleh riki dan rika anak dari saudara perempuan ku cukup
menjengkelkan jika melihat keributan yang terjadi tapi cukup menyenangkan
rasanya, jika mereka tidak ada pastilah rumah ini sangat hampa..begitulah
kiranya.
Seperti
biasa setelah melaksanakan shalat
terawih di masjid pastilah terdengarlah suara lantunan ayat suci al-quran yang
dibaca para pemuda kampung yang sedang bertadarus dimasjid, saat itu aku sedang
duduk santai didepan teras rumahku dan mengingat seseorang tiba-tiba dering
telepon genggamku pun berdering dan tak kusangka orang yang sedang ku pikirkan
yang menelpon ku cepat-cepat kuangkat.
Assalamualaikum
sapanya padaku dengan suara yang lembut , waalikumussalam jawab ku dengan penuh
harapan, kasih ini fahmi gimana kabar,
syukur alhamdulillah baik, bagaimana dengan dirimu ya aku juga demikian
sahutnya padaku, dalam larut malam fahmi menyampaiakan hal yang membuat aku
semakin hancur lemah tak berdaya dengan suara yang tenang ia mengatakan kasih
saya akan bertunangan dengan seseorang dalam waktu dekat ini kemungkinan 27
puasa saya akan datang ketempatmu untuk menghantarkan undangan pertunagan saya
mohon doa nya ya...
Tangis
penyesalan mulai meyelimutiku, entah apa yang harus aku perbuat begitu banyak
persoalan yang sedang kuhadapi, fahmi adalah sahabatku yang aku kenal dua tahun
yang lalu dia satu-satu nya orang yang aku cintai yang inginku jadikan imamku
kelak, tapi bagaimana mungkin ibuku telah mempersiapkan calon suami untuk ku
aku tau kenapa ibu menyuruhku pergi kepesantren karena ia ingin aku belajar
ilmu agama sekaligus bisa bertaarufan dengan salah satu ustad disana, belum
lagi fahmi sekarang ingin bertunagan sekarang.
Ouh
rasanya lengkaplah sudah kesedihanku, terlihat dalam rumahku sudah senyap tak
ada lagi suara, perlahan-lahan tapi pasti kulangkah kan kaki ku kedalam rumah
ternyata ibuku, kakakku dan suaminya beserta anak-anak mereka sudah pada tidur.
Aku pun langsung kekamarku untuk memejamkan mataku dan merebahkan tubuhku yang
sudah lelah ini.
10
hari puasa telah berlalu ibuku yang tiba-tiba muncul dihadapan ku dan berkata
dengan nada yang sedikit rendah kasih ibu tau mungkin berat untuk kamu
melepaskan kuliyahmu tapi ibu sangat yakin kesalahan dua tahun yang lalu pasti
tidak akan terulang lagi kan nak? Ibu sangat ingin melihat kasih menegenakan
pakaian yang tertutup dan mengetahui tentang agama agar nanti ketika ibu telah
tiada ada yang selalu mendoakan ibu, begitu besar harapan ibu terhadap ku
sedang aku hanya bisa terdiam saja, kasih ibu sangat memohon pergilah dulu
kepesantern pamanmu setelah lebaran
nanti selama beberapa bulan baru lanjutkan kuliyahmu tapi ibu sangat berharap
pada saat itu kamu sudah menikah...
Amarah
dalam hatiku pun yang tadi nya membeku dalam seketika berubah menjadi mengebu-gebu,
maksud ibu apa? Tanyaku dengan penuh kekesalan, ibu mau jodohin aku? Bukan
begitu maksud ibu nak , ibu sangat menyukai ustad ihasan yang ada di pesantren
pamanmu ibu sangat berharap dia bisa menjadi
imammu agar ketika ibu tiada kelak ada yang menuntunmu dan menjagamu
nak,, hanya itu harapan ibu pikirkanlah dulu sambil memegang tanganku dan
mengusap air mataku, tangan ibu yang halus dapat meluluhkan hatiku.
Keesokan harinya aku menghampiri ibuku yang
tengah asik membaca koran dengan kaca mata yang selalu ia gunakan dari raut
wajahnya ia sedang sedih tapi entahlah niatku sudah bulat tekat ku sangat kuat
aku ingin mengataknnya sekarang. Ibu sapaku dengan seyuman, maafkan kasih bu
atas kejadian dua tahun yang lalu maaf jika kasih lebih memilih kuliayah dan
kerja dulu, maaf karena telah meninggalkan ibu, sekarang kasih ingin menuruti
semua keinginan ibu dengan keikhlasan
hati dan karena Allah swt. Terimakasih nak jawab ibu dengan penuh bahagia, tapi
ibu kasih ada satu syarat “ kasih ingin mengenalnya pada saat kami telah
menikah, dan kasih yakin dia adalah orang yang telah dipilih tuhan untuk kasih.
Mendengar
persetujuanku tanpa memperlama-lama ibuku beserta keluarga ku yang lain
menetapkan tanggal pernikahan ku dan hari ha nya jatuh pada 27 puasa ramadhan.
Diasaat keluarga ku tengah sibuk mengurus segala sesuatunya aku menghabiskan
waktuku diluar bersama ara dan berencana berbuka puasa bersamanya, ara berkata
aku padanya aku ingin meminta sesuatu
padamu tapi mungkin permintaan ku ini sangat berlebihan sebagai seorang teman,
apa mau aku terakatirin kata ara dan diiringi gelak tawanya, bukan jawabku
tegas padanya, aku ingin menemui calon tunanganmu fahmi untuk terakhir kalinya
aku ingin mengakui semua perasaan ku terhadapnya aku ingin dia tau betapa aku
sangat mencintainya tapi meski bagaimana pun dia telah memilihmu dan aku pun
segera akan menikah...
Aku
hanya ingin mengaku terhadapnya, sudah dua tahun perasaan ini mengendap dalam
hati ku, dan tak bisa lagi aku sembunyikan
pada waktu yang bersamaan air mataku dan ara pun jatuh tanpa kami
sadari, kemudian ara berkata maafin ara ya selama ini telah merebut cinta
kasih, bukan salah ara kok memang sudah begini jalannya, kemudian terdengar
suara langkah kaki dan suara tangis dibelakangku , saat kupalingkan kepalaku
kebelakang ternyata itu adalah sosok laki-laki yang sedang kami bicarakan yaitu
fahmi, yang telah diundang ara sebelumnya tanpa sepengetahuanku, tanpa berpikir
lama aku pun meninggalkan lokasi kejadian dengan sangat cepat tanpa
memperdulikan teriakan ara padaku yang terus memangilku kasih tunggu, ada hal
yang harus kami beritahu,,,
Sesampainya
dirumah ibupun mengajak ku untuk melaksanakan shalat terawih di masjid, setelah
selesai kamipun pulang kerumah, seperti biasa
lantuanan ayat suci alquranpun mulai bergema, saat itu aku berpikir
tentang kejadian tadi dalam hatiku berkata itu adalah hal yang sangat memalukan
mencitai seseorang yang sudah bertunagan dengan sahabat sendiri sedang saya
sendiripun sudah ingin menikah, tapi disisi lain saya merasa lega plong karena
tak ada lagi beban dalam hatiku setelah pengakuan yang aku lakukan.
Tepat
pada 27 puasa ramadhan semua orang telah berhadir termasuk ara sahabatku
sepertinya akad nikah ini segera akan dilangsungkan aku yang seperti bermimpi
telah dirias cantik bagai bidadari, hanya satu orang yang tak terlihat yaitu
fahmi orang yang sangat kuharapkan datang sebagai saksi pernikahanku, sesaat
kemudian pengatin pria pun telah hadir beserta keluaganya yang sangat
mengejutkan ialah pengatin pria itu adalah fahmi orang yang sangat aku dambakan
menjadi imamku ternyata dia lah orang yang dijodohkan untuk menikah dengan ku,
diahlah orang yang bernama tengku fahmii ihsan maulana.
Aku
dan fahmi pun melangsungkan akad pernikahan dengan suasana hikmat. Inilah kisah
ku yang tak kuduga menjadi ending yang bahagia, aku yang dulunya keras tidak
mudah untuk mengikuti kemauan ibuku, aku yang suka mengambil keputusan
berdasarkan emosi ku tapi dibulan puasa
ini membuka pintu hatiku, cahaya ramadhan telah menunjukkan jalan padaku bahwa
pilihan seorang ibu itu tidak pernah untuk mencelakakan anaknya tapi
sebaliknya,, keputusan ku kali ini
membuat aku tak kan pernah menyesal terimakasih ibu. Setelah lebaran idul fitri
fahmi pun mengijinkanku aku untuk melanjutkan kuliyah dimanajemen dan berharap aku bisa menjadi
seorang top menejer.
Lengkaplah
sudah kebahagiaan ku ditambah lagi ara yang sudah mengaku bahwa dia dan fahmi
tidak pernah terjadi apa-apa, mereka hanya teman biasa.. ramadhan kali ini
sangatlah istimewa bagiku, terima kasih ya allah atas kejutan yang tak terduga
ini.........
the end........................
Menuliss
adalah hoby saya sejak dari kecil, namun saya baru mengembangkannya ketika saya
mulai memasuki jenjang perkuliyahan.. ini adalah salah satu cerpen yang saya
suka yang kebetulan cerpen ini telah memenagkan kejuaran di kampus saya
tercinta di UIN Ar-raniry, ketika itu saya mengikuti perlombaan yang ada
dikampus.
Awlanya
saya ragu untuk mengikutinya akan tetapi teman-teman saya sangat mendukung
saya.. terimakasih untuk kalian all the best teman... berkat dukungan kalian
saya berhasil memenagkan piala beserta sertifikat cerpen terbaik se UIN
Ar-raniry
Semoga
dapat terhibur dengan cerpen ini terimah kasih...... J
J
Cerpen
ini untuk ibu saya tercinta....... J J
J