Jumat, 13 Mei 2016

CAHAYA RAMADHAN
KARYA SUDIWATI
Diumur 20 tahun  merupakan peralihan dari masa remaja ke tahap dewasa awal, dimana dalam kehidupan seseorang akan lebih disibukan dengan urusan cinta dan karier tentunya. Diusia ini seseorang sudah bisa berpikir kritis, idealis dan logis  namun tak jarang pula  bisa salah dalam mengambil keputusan, begitu juga halnya dengan saya.
Aku bernama cut kedasih biasa orang-orang memanggilku dengan sebutan kasih.. Besok adalah hari yang sangat membahagiakan karena puasa pertama akan hadir mewarnai hari-hari ku kembali  dan umat muslim tentunya yang selalu merindukan bulan suci ini karena dibulan ini dipenuhi kebarokahan serta pintu pengampunan dosa selalu terbuka kepada hambanya yang ingin bertobat.
Tidak seperti yang kuduga hari ini adalah puasa pertama ku ditahun ini harusnya aku bahagia bisa melaksanakannya dengan keluarga akan tetapi aku malah sedih ketika aku mendengar suara ibuku yang serak berbicara dengan menatap mataku sambil memegang tangan ini dan berkata kasih , ibu ingin kasih  pergi belajar agama ke pesanteren paman yang ada dikampung sebelah , ibu ingin kasih pergi setelah lebaran nanti,  jantungku mulai berdegub hujan pun turut menjadi saksi kesedihanku untuk seketika suasana menjadi hening hanya terdengar suara rintihan-rintihan yang mengenai atap rumahku.
Inginku menagis tapi tak sanggup kulakukan didepan ibuku yang sudah paruh baya, aku sedih bukan karena tak sanggup memenuhi permintaannya tapi jujur saja hatiku pun sebenarnaya sedang hancur berkeping-keping, aku ingin menceritakan pada ibuku tentang masalah yang sedang kuhadapi tapi aku merasa tidak pantas menceritakannya, karena aku takut nanti malah memberatkan bebanya saja.
Untungnya aku memiliki teman yang bisa mengerti kondisi ku yang selalu memberi suport terhadapku dia bernama hararti  biasa aku memanggilnya dengan sebutan ara. Setelah percakapan ku dengan ibu selesai aku pergi menemui ara  dan menceritakan tentang keinginan ibuku.
Respon ara  yang tak kuduga setelah aku selasai bicara dia malah tertawa terbahak –terbahak bukan karena mendengar ceritaku tapi karena melihat seseorang laki-laki  yang berjalan disamping rumahnya  terpeleset dengan wajah yang cukup pucat dia menatap kami sambil terduduk di  tanah yang berair cepat-cepat ia berdiri dan berlari terbirit-terbirit meninggalakan  lokasi kejadian karena malu.. jujur saja sebenarnya saya juga ingin ketawa hahahahahahahahah... tapi tawaku mulai kusembunyikan dan malah melihat kearah ara seolah-olah aku tak melihat kejadian yang lucu itu.
Sudah cukup- cukup kataku pada ara sambil memukul bahunya, dalam sekejab ara pun berhenti tertawa dan terkejut setelah tangan ku menempel dibahunya. Lalu ara pun berkata dengan wajah yang polos saran aku sich sebaiknya  kasih ikutin ajha kemauan tante (menyebut ibuku) dan bilang kalo kasih sudah dipecat kerja dan sekarang pengangguran simple kan,  wajah ku yang mulai lesu ketika mendengarnya aku membalas dengan nada s

uara yang lemah tidak semudah itu ra ada banyak hal yang harus aku pertimbangkan...
Iya betul, tapi kasih ini momen yang pas buat kamu untuk memenuhi permintaan ibumu, kamu lupa dulu kamu pernah kabur dari rumah hanya karena ingin kuliyah sampai ibumu sakait-sakitan karena tidak bisa pisah denganmu, bukankah dulu dirimu begitu kejam sambil menujuk diriku seolah-seoalah akulah yang bersalah pada peristiwa dua tahun yang lalu. Coba ingat kembali bagaimana seorang ibu mampu memaafkan kesalahan anaknya dan terus membela dirimu sekalipun dirimu melakukan kesalahan. Ingatkah kamu berkata  dengan nada yang tinggi.
Mendengar itu semua aku hanya bisa terdiam terpaku dan untuk sesaat air matakupun mulai mengalir deras mengingat peristiwa lampau itu. Inilah yang aku takutkan selama ini  dan akhirnya terjadi... aku memang bersalah pada masa lampau tapi sekarang aku sudah menyadarinya aku tau keputusan yang aku buat dua tahun silam adalah keputusan yang tidak benar, tapi aku juga tidak punya
 pilihan lain.
Yang berlalu biarlah berlalu gumam dalam hatiku, yang penting sekarang aku harus malanjutkan kuliyah dan mancapai cita-citaku menjadi seorang top manajer. Terimakasih ra ini sudah sore aku balik dulu ya. Take care ya ucap ara padaku , assalmualaikum, walaikum salam jawab ara dengan tersenyum sambil melamabaikan tangannya.
Tepat jam 18. 50. Wib. Waktu berbuka pun telah tiba aku dengan lahab meminum sirup yang bewarna merah terasa sangat manis mampu menghilangakan rasa haus ku yang seharian ini akau telah menahannya. Ibuku yang selalu berada disampingku dengan tenang menyantap makanannya, beda halnya dengan keponakan-keponakan ku sangat rusuh jika waktu berbuka telah tiba air tumpah, berebut makanan itulah yang sering dilakukan oleh riki dan rika anak dari saudara perempuan ku cukup menjengkelkan jika melihat keributan yang terjadi tapi cukup menyenangkan rasanya, jika mereka tidak ada pastilah rumah ini sangat hampa..begitulah kiranya.
Seperti biasa setelah melaksanakan  shalat terawih di masjid pastilah terdengarlah suara lantunan ayat suci al-quran yang dibaca para pemuda kampung yang sedang bertadarus dimasjid, saat itu aku sedang duduk santai didepan teras rumahku dan mengingat seseorang tiba-tiba dering telepon genggamku pun berdering dan tak kusangka orang yang sedang ku pikirkan yang menelpon ku cepat-cepat kuangkat.
Assalamualaikum sapanya padaku dengan suara yang lembut , waalikumussalam jawab ku dengan penuh harapan, kasih ini fahmi gimana kabar,  syukur alhamdulillah baik, bagaimana dengan dirimu ya aku juga demikian sahutnya padaku, dalam larut malam fahmi menyampaiakan hal yang membuat aku semakin hancur lemah tak berdaya dengan suara yang tenang ia mengatakan kasih saya akan bertunangan dengan seseorang dalam waktu dekat ini kemungkinan 27 puasa saya akan datang ketempatmu untuk menghantarkan undangan pertunagan saya mohon doa nya ya...
Tangis penyesalan mulai meyelimutiku, entah apa yang harus aku perbuat begitu banyak persoalan yang sedang kuhadapi, fahmi adalah sahabatku yang aku kenal dua tahun yang lalu dia satu-satu nya orang yang aku cintai yang inginku jadikan imamku kelak, tapi bagaimana mungkin ibuku telah mempersiapkan calon suami untuk ku aku tau kenapa ibu menyuruhku pergi kepesantren karena ia ingin aku belajar ilmu agama sekaligus bisa bertaarufan dengan salah satu ustad disana, belum lagi fahmi sekarang ingin bertunagan sekarang.
Ouh rasanya lengkaplah sudah kesedihanku, terlihat dalam rumahku sudah senyap tak ada lagi suara, perlahan-lahan tapi pasti kulangkah kan kaki ku kedalam rumah ternyata ibuku, kakakku dan suaminya beserta anak-anak mereka sudah pada tidur. Aku pun langsung kekamarku untuk memejamkan mataku dan merebahkan tubuhku yang sudah lelah ini.
10 hari puasa telah berlalu ibuku yang tiba-tiba muncul dihadapan ku dan berkata dengan nada yang sedikit rendah kasih ibu tau mungkin berat untuk kamu melepaskan kuliyahmu tapi ibu sangat yakin kesalahan dua tahun yang lalu pasti tidak akan terulang lagi kan nak? Ibu sangat ingin melihat kasih menegenakan pakaian yang tertutup dan mengetahui tentang agama agar nanti ketika ibu telah tiada ada yang selalu mendoakan ibu, begitu besar harapan ibu terhadap ku sedang aku hanya bisa terdiam saja, kasih ibu sangat memohon pergilah dulu kepesantern pamanmu  setelah lebaran nanti selama beberapa bulan baru lanjutkan kuliyahmu tapi ibu sangat berharap pada saat itu kamu sudah menikah...
Amarah dalam hatiku pun yang tadi nya membeku dalam seketika berubah menjadi mengebu-gebu, maksud ibu apa? Tanyaku dengan penuh kekesalan, ibu mau jodohin aku? Bukan begitu maksud ibu nak , ibu sangat menyukai ustad ihasan yang ada di pesantren pamanmu ibu sangat berharap dia bisa menjadi  imammu agar ketika ibu tiada kelak ada yang menuntunmu dan menjagamu nak,, hanya itu harapan ibu pikirkanlah dulu sambil memegang tanganku dan mengusap air mataku, tangan ibu yang halus dapat meluluhkan hatiku.
 Keesokan harinya aku menghampiri ibuku yang tengah asik membaca koran dengan kaca mata yang selalu ia gunakan dari raut wajahnya ia sedang sedih tapi entahlah niatku sudah bulat tekat ku sangat kuat aku ingin mengataknnya sekarang. Ibu sapaku dengan seyuman, maafkan kasih bu atas kejadian dua tahun yang lalu maaf jika kasih lebih memilih kuliayah dan kerja dulu, maaf karena telah meninggalkan ibu, sekarang kasih ingin menuruti semua keinginan ibu  dengan keikhlasan hati dan karena Allah swt. Terimakasih nak jawab ibu dengan penuh bahagia, tapi ibu kasih ada satu syarat “ kasih ingin mengenalnya pada saat kami telah menikah, dan kasih yakin dia adalah orang yang telah dipilih tuhan untuk kasih.
Mendengar persetujuanku tanpa memperlama-lama ibuku beserta keluarga ku yang lain menetapkan tanggal pernikahan ku dan hari ha nya jatuh pada 27 puasa ramadhan. Diasaat keluarga ku tengah sibuk mengurus segala sesuatunya aku menghabiskan waktuku diluar bersama ara dan berencana berbuka puasa bersamanya, ara berkata aku  padanya aku ingin meminta sesuatu padamu tapi mungkin permintaan ku ini sangat berlebihan sebagai seorang teman, apa mau aku terakatirin kata ara dan diiringi gelak tawanya, bukan jawabku tegas padanya, aku ingin menemui calon tunanganmu fahmi untuk terakhir kalinya aku ingin mengakui semua perasaan ku terhadapnya aku ingin dia tau betapa aku sangat mencintainya tapi meski bagaimana pun dia telah memilihmu dan aku pun segera akan menikah...
Aku hanya ingin mengaku terhadapnya, sudah dua tahun perasaan ini mengendap dalam hati ku, dan tak bisa lagi aku sembunyikan  pada waktu yang bersamaan air mataku dan ara pun jatuh tanpa kami sadari, kemudian ara berkata maafin ara ya selama ini telah merebut cinta kasih, bukan salah ara kok memang sudah begini jalannya, kemudian terdengar suara langkah kaki dan suara tangis dibelakangku , saat kupalingkan kepalaku kebelakang ternyata itu adalah sosok laki-laki yang sedang kami bicarakan yaitu fahmi, yang telah diundang ara sebelumnya tanpa sepengetahuanku, tanpa berpikir lama aku pun meninggalkan lokasi kejadian dengan sangat cepat tanpa memperdulikan teriakan ara padaku yang terus memangilku kasih tunggu, ada hal yang harus kami beritahu,,,
Sesampainya dirumah ibupun mengajak ku untuk melaksanakan shalat terawih di masjid, setelah selesai kamipun pulang kerumah, seperti biasa  lantuanan ayat suci alquranpun mulai bergema, saat itu aku berpikir tentang kejadian tadi dalam hatiku berkata itu adalah hal yang sangat memalukan mencitai seseorang yang sudah bertunagan dengan sahabat sendiri sedang saya sendiripun sudah ingin menikah, tapi disisi lain saya merasa lega plong karena tak ada lagi beban dalam hatiku setelah pengakuan yang aku lakukan.
Tepat pada 27 puasa ramadhan semua orang telah berhadir termasuk ara sahabatku sepertinya akad nikah ini segera akan dilangsungkan aku yang seperti bermimpi telah dirias cantik bagai bidadari, hanya satu orang yang tak terlihat yaitu fahmi orang yang sangat kuharapkan datang sebagai saksi pernikahanku, sesaat kemudian pengatin pria pun telah hadir beserta keluaganya yang sangat mengejutkan ialah pengatin pria itu adalah fahmi orang yang sangat aku dambakan menjadi imamku ternyata dia lah orang yang dijodohkan untuk menikah dengan ku, diahlah orang yang bernama tengku fahmii ihsan maulana.
Aku dan fahmi pun melangsungkan akad pernikahan dengan suasana hikmat. Inilah kisah ku yang tak kuduga menjadi ending yang bahagia, aku yang dulunya keras tidak mudah untuk mengikuti kemauan ibuku, aku yang suka mengambil keputusan berdasarkan emosi ku  tapi dibulan puasa ini membuka pintu hatiku, cahaya ramadhan telah menunjukkan jalan padaku bahwa pilihan seorang ibu itu tidak pernah untuk mencelakakan anaknya tapi sebaliknya,,  keputusan ku kali ini membuat aku tak kan pernah menyesal terimakasih ibu. Setelah lebaran idul fitri fahmi pun mengijinkanku aku untuk melanjutkan kuliyah  dimanajemen dan berharap aku bisa menjadi seorang  top menejer.
Lengkaplah sudah kebahagiaan ku ditambah lagi ara yang sudah mengaku bahwa dia dan fahmi tidak pernah terjadi apa-apa, mereka hanya teman biasa.. ramadhan kali ini sangatlah istimewa bagiku, terima kasih ya allah atas kejutan yang tak terduga ini.........
the end........................
               


Menuliss adalah hoby saya sejak dari kecil, namun saya baru mengembangkannya ketika saya mulai memasuki jenjang perkuliyahan.. ini adalah salah satu cerpen yang saya suka yang kebetulan cerpen ini telah memenagkan kejuaran di kampus saya tercinta di UIN Ar-raniry, ketika itu saya mengikuti perlombaan yang ada dikampus.
Awlanya saya ragu untuk mengikutinya akan tetapi teman-teman saya sangat mendukung saya.. terimakasih untuk kalian all the best teman... berkat dukungan kalian saya berhasil memenagkan piala beserta sertifikat cerpen terbaik se UIN Ar-raniry
Semoga dapat terhibur dengan cerpen ini terimah kasih...... J J

Cerpen ini untuk ibu saya tercinta....... J J J

1 komentar: